Seperti yang kita tahu , dampak global warming semakin mempercepat melelehnya salju yang menyelimuti tempat itu. Selain pemanasan global, kini peneliti menemukan ‘biang kerok’ lain, yakni menghangatnya air laut yang berada dibawah lapisan es tersebut. Jianjun Yin dari University of Arizona dan rekan peneliti lain menemukan bahwa dampak menghangatnya air dibawah es lebih berbahaya dibanding menghangatnya atmosfir. Karena air punya kapasitas panas yang lebih besar dibanding udara. Hal ini membuat es kutub meleleh semakin cepat dari perkiraan dan berpotensi menambah ketinggian air laut. Jika es yang mengambang di area pesisir meleleh, maka aliran glasier akan makin cepat dan es yang terbawa ke laut juga akan semakin banyak. Itu sama artinya bahwa Greenland dan Antartika akan melelh lebih cepat. Penelitian ini semakin menambah bukti bahwa air laut dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.
About
Sabtu, 11 Februari 2012
KUTUB UTARA SEMAKIN HANGAT
Seperti yang kita tahu , dampak global warming semakin mempercepat melelehnya salju yang menyelimuti tempat itu. Selain pemanasan global, kini peneliti menemukan ‘biang kerok’ lain, yakni menghangatnya air laut yang berada dibawah lapisan es tersebut. Jianjun Yin dari University of Arizona dan rekan peneliti lain menemukan bahwa dampak menghangatnya air dibawah es lebih berbahaya dibanding menghangatnya atmosfir. Karena air punya kapasitas panas yang lebih besar dibanding udara. Hal ini membuat es kutub meleleh semakin cepat dari perkiraan dan berpotensi menambah ketinggian air laut. Jika es yang mengambang di area pesisir meleleh, maka aliran glasier akan makin cepat dan es yang terbawa ke laut juga akan semakin banyak. Itu sama artinya bahwa Greenland dan Antartika akan melelh lebih cepat. Penelitian ini semakin menambah bukti bahwa air laut dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar